Sabtu, 02 Juni 2012

Download Template Blog Gratis


Berikut merupakan Daftar situs Template Blog yang saya dapatkan dan Kumpulkan dari Hasil Pencarian di Google.Jika anda berminat Untuk Mendownload Template Gratis Silahkan Kunjungi Langsung Situs Resminya dan Pilih mana Template Yang Anda Sukai.
Free Blogger Templates (Blogspot)
1.www.btemplates.com
2.www.bloggerbuster.com
3.http://blogtemplate4u.com/
4.www.freeblogger-templates.blogspot.com
5.www.blogger-templates.blogspot.com
6.www.finalsense.com
7.www.ourblogtemplates.com
8.www.bloggerstyles.com
9.www.eblogtemplates.com
10.www.blogspottemplate.com

Free WordPress Templates
1. www.prowordpressthemes.com
2. www.wordpresstemplates.com
3. wordpresstemplates.name
4. www.skinpress.com
5. www.wordpress.org
6. www.topwpthemes.com
7. www.blogohblog.com
8. www.templatesbrowser.com
9. www.wpskins.org
10. www.freewordpresstheme.info

Premium WordPress Templates
1. www.wordpressthemesmarket.com
2. www.wpcandy.com
3. www.web20-templates.com
5. www.wpremix.com
6. www.ithemes.com
7. www.wp-magazine.com
8. www.studiopress.com
9. www.wp-vybe.com
10. www.premiumwp.com


Semoga Bermanfaat Buat Semuanya.(^_^) Mungkin Jika Sobat Memiliki Sumber Link Download Template Gratis Bisa di Share di Sini. SAKALANGKONG.......

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL DAN PENJADWALAN DALAM MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI




1.    Sistem MRP terus mengalami pengembangan untuk mendorong integrasi data produksi denhgan berbagai aktivitas lain, termasuk rantai pasokan dan penjualan. Jelaskan bagaimana masing-masing tahap pengambangan MRP menjadi MRP 2 (Material Resource Planning) kemudian menjadi ERP (Enterprise Resource Planning) !

Menurut Yamit (2003) Material Requirement Planing merupakan suatu system yang dirancang secara khusus untuk suatu permintaan bergelombang, yang secara tipikal karena permintaan tersebut dependen. Oleh karena itu tujuan system MRP adalah (1) menjamin tersedianya material item atau komponen pada saat dibutuhkan untuk memenuhi skedul produksi, dan menjaminnya tersedia produk jadi bagi konsumen, (2) menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum, dan (3) merencanakan aktivitas pengiriman, penjadwalan, dan aktivitas pembelian.
MRP II merupakan suatu sistem informasi terintegrasi yang mengkoordinasikan pemasaran, manufacturing, pembelian dan rekayasa melalui pengadopsian rencana produksi serta melalui penggunaan satu data base terintegrasi guna merencanakan dan memperbaharui aktivitas dalam sistem industri modern secara keseluruhan.
ERP (Enterprise Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. JIT ( Just In Time ) Merupakan falsafah pemecahan masalah yang berkelanjutan dan memang harus dihadapi yang dapat menyebabkan sesuatu terbuang percuma. TOC adalah suatu metodologi yang digunakan untuk mengatasi hambatan – hambatan yang terintegrasi.

Analisa Hubungan :
a)    MRP dan JIT ala Jepang
MRP dapat dinyatakan sebagai teknik perencanaan dan penjadwalan, sedangkan JIT dapat dinyatakan sebagai cara menggerakkan bahan baku secara cepat. Penggabungan MRP dan JIT menghasilkan jadwal utama yang baik dan gambaran kebutuhan yang akurat dari system MRP dan penurunan persediaan barang dalam proses. Meski demikian, penggunaan sistem MRP dengan paket kecil saja sudah bisa sangat efektifdalam mengurangi persediaan.
Dalam system MRP mengharuskan adanya konsep pentahapan waktu (time phasing) yang membutuhkan pembuatan jadwal untuk mengirimkan komponen terhadap suatu produk dengan menggunakan data waktu pesanan. Dalam system JIT, konsep pentahapan waktu tidak diperlukan, karena system ini didasarkan pada produksi lancar. Dalam kasus pelancaran produksi sangat sulit dan proses produksi sangat pendek, penggunaan MRP lebih tepat.
Jadwal produksi keseluruhan dalam system JIT ala Jepang, perlu dikirimkan ke seluruh pabrik sebelum kegiatan produksi dimulai. Jadwal keseluruhan seperti ini dalam system MRP disebut jadwal produksi induk (MPS). MPS ini sangat penting bagi system MRP karena merupakan sasaran yang harus dijaga ketat. Dalam system JIT ala Jepang, MPS tidak menjadi sasaran produksi yang harus dijaga ketat, tetapi hanya sebagai kerangka kerja untuk menyiapkan pengaturan bahan dan pekerja pada setiap proses.
Akibatnya, dalam system MRP harus dilakukan peninjauan pada akhir setiap selang waktu untuk membandingkan rencana produksi dengan kenyataan. Jika terjadi perbedaan harus dilakukan perbaikan. Dalam system JIT ala Jepang tidak membutuhkan perbandingan seperti itu dengan sendirinya muncul dalam hasil produksi harian. Di samping itu dalam system produksi JIT ala Jepang, dilakukan system terbalik dari lini paling akhir menuju proses sebelumnya (system tarik), sementara itu system MRP digolongkan sebagai system dorong dengan dorongan yang berasal dari perencanaan pusat, system JIT ala Jepang dapat cocok dengan system MRP setelah MRP membuat MPS, system JIT dapat diterapkan sebagai alat pengiriman produksi pada setiap unit proses.
(Yamit, 2003)
b)    MRP dan ERP
ERP adalah perkembangan dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya.
Dari uraian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa keempat kal di atas, yaitu:

 

Kelima hal tersebut memiliki suatu hubungan dalam hal meningkatkan produktivitas suatu perusahan. Jadi keempat hal tersebut adalah suatu langkah-langkah dalam meningkatkan produktifitas perusahaan sehingga bisa membuat perusahaan tersebut maju dan bisa lebih bersaing dengan para pesaingnya. Urutan dari metode-metode di atas adalah MRP – MRP II – ERP – JIT dengan pembatas adalah TOC. Jadi dengan kata lain dasarnya adalah MRP kemudian dikembangkan menjadi MRP II, setelah itu MRP II dikembangkan menjadi ERP, kemudian ERP diteruskan ke JIT dari MRP II sampai JIT dibatasi oleh constrain dalam TOC.
(Anonymousa,2011)

TAHAPAN EVOLUSI ERP
ü  Tahap I : Material Requirement Planning (MRP), Merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material,
ü  Tahap II: Close-Loop MRP, Merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP, terdiri  atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau diganti jika diperlukan,
ü  Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II), Merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan
ü  Tahap IV: Enterprise Resource Planning, Merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah,
ü  Tahap V: Extended ERP (ERP II), Merupakan perkembangan dari ERP yang diluncurkan tahun 2000, serta lebih konflek dari ERP sebelumnya.

(Anonymousb,2011)


2.    Kelebihan dan Kekurangan Sistem ERP.

ü  Kelebihan:
a)    Integrasi antara area fungsional yang berbeda untuk meyakinkan komunikasi, produktifitas dan efisiensi yang tepat.
b)    Rancangan Perekayasaan
c)    Pelacakan pemesanan dari penerimaan sampai fulfillment
d)    Mengatur saling ketergantungan dari proses penagihan material yang kompleks
e)    Pelacakan 3 cara yang bersesuaian antara pemesanan pembelian, penerimaan inventori, dan pembiayaan
f)     Akuntasi untuk keseluruhan tugas: melacak pemasukan, biaya dan keuntungan pada
ü  Kekurangan:
a)    Sistem ERP sangat mahal
b)    Perekayasaan kembali proses bisnis untuk menyesuaikan dengan standar industri yang telah dideskripsikan oleh sistem ERP dapat menyebabkan hilangnya keuntungan kompetitif
c)    ERP sering terlihat terlalu sulit untuk beradaptasi dengan alur kerja dan proses bisnis tertentu dalam beberapa organisasi
d)    Sistem dapat terlalu kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan dari pelanggan
e)    Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya : pelanggan, data keuangan. Hal ini dapat meningkatkan resiko kehilangan informasi sensitif, jika terdapat pembobolan sistem keamanan.

(A nonymousb,2011)


3.    Setiap kelompok melakukan tugas pengamatan lapang dan pengumpulan data melalui wawancara ke sentra-sentra agroindustri UKM di sekitar Kota Malang berdasarkan industry (unit bisnis) acuan masing-masing kelompok.

a.    Apakah perusahaan agribisnis acuan yang anda amati tersebut telah melakukan konsep MRP dan ERP dalam manajemen produksi dan operasinya ?
Perusahaan yang kami amati yaitu UD Nusantara, belum melakukan konsep MRP dan ERP dalam manajemen produksi dan operasinya. Dalam mengatur produksinya, perusahaan ini mendaftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal produksi  untuk menentukan kebutuhan material dengan cara manual. Semua kegiatan manajemen produksi dilakukan dengan sederhana tanpa adanya sistem komputerisasi

b.    Jika ya, jelaskan bagaimana pelaksanaan MRP (Material Requirement Planning) II dan ERP (Enterprise Resource Planning) pada perusahaan agribisnis acuan anda !
Tidak melaksanakan konsep MRP dan ERP




















TUGAS PEMBELAJARAN 2

1.    Penjadwalan pada system jasa biasanya berbeda dengan system manufaktur. Jelaskan beberapa system penjadwalan yang umumnya digunakan pada system jasa dan sebutkan sumber referensinya.

Industri dapat dipandang sebagai kegiatan untuk mengolah suatu input melalui proses produksi sehingga dihasilkan output yang memiliki nilai tambah. Kegiatan mengolah input tersebut tentunya tidak lepas dari peran sumber daya manusia yang bertindak sebagai operator dalam menjalankan dan mengendalikan proses produksi tersebut serta fasilitas-fasilitas produksi, seperti mesin-mesin produksi.
Dengan demikian aktifitas penjadwalan produksi yaitu proses pengalokasian beban kerja ke masing-masing bagian atau departemen dapat mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan, yang nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen / consumer satisfication. Namun kenyataan menunjukkan banyak perusahaan yang kurang memperhatikan pentingnya aktifitas penjadwalan produksi. Padahal aktifitas penjadwalan produksi dapat mempengaruhi tingkat utilisasi fasilitas produksi perusahaan, kapasitas produksi, dan kelancaran proses produksi.
1)    Beberapa metode yang yang dapat digunakan dalam menyusun jadwal adalah sebagai berikut :
Metode Jalur Kritis ( critical path method ). Metode ini lebih cocok untuk penjadwalan pekerjaan proyek yang memiliki kegiatan awal dan kegiatan akhir.
2)    Pendekatan cabang dan batas ( branch and bound approach )
Metode ini banyak digunakan untuk membuat jadwal produksi kelompok dan disajikan dalam bentuk pohon dengan cabang – cabangnya.
3)    Lini keseimbangan ( line of balancing )
Metode ini efektif digunakan untuk pembuatan jadwal proyek atau jadwal produksi untuk unit tunggal yang menggunakan system rakitan, seperti pembuatan kursi jok.
4)    Metode Perencanaan Kebutuhan Bahan (material requirement planning / MRP )
Metode ini telah banyak digunakan dalam penyelesaian proyek industri, mulai dari pembangunan rumah sederhana hingga gedung pencakar langit.
5)    Metode Tepat Waktu ( just in time / JIT )
Metode ini merupakan system produksi yang dikembangkan oleh Jepang dan terbukti berhasil untuk pekerjaan produksi massa dan berulang dengan pengendalian yang lebih ketat.
6)    Metode Teknologi yang dioptimalkan ( optimized production technology / OPT )
Metode ini merupakan metode yang relatif baru dan didukung oleh perangkat lunak komputer.


2.    Jelaskan dua teknik / pendekatan yang digunakan untuk menguji pembebanan (loading) dalam system pembebanan.

Loading atau pembebanan terbagi 2 yaitu pembebanan maju (forwad loading) dan pembebanan mundur (backward loading).
a.    Forward Loading
Asumsi yang digunakan pada forward loading adalah : Kapasitas berhingga (Definite Capacity). Asumsi Definite Capacity digunakn untuk menentukan kapasitas yang dibutuhkan pada setiap periode waktu untuk mencapai penyelesaian paling cepat.  Pekerjaan dimulai seawal mungkin sehingga pekerjaan biasanya selesai sebelum batas waktu yang dijanjikan (due). Penjadwalan maju banyak digunakan dalm perusahaan dimana opersai dibuat berdasarkan pesanan dan pengiriman dilakukan segera setelah pekerjaan selesai.


b.    Backward loading
Asumsi yang digunakan pada backward loading adalah : tanggal jatuh tempo dari pekerjaan selalu diberikan. Bacward loading dimaksudkan untuk menghitung kapasitass yang dibutuhkan pada tiap pusat kerja untuk setiap periode waktu. Backward loading membantu menemukan kapasitas maksimum yang diperlukan untuk memenuhi semua tanggal jatuh tempo. Berlawanan dengan penjadwalan maju, kegiatan operasi dijadwalakan lebih dulu penjadwalan mundur.


3.    Setiap kelompok melakukan tugas pengamatan lapang dan pengumpulan data melalui wawancara ke sentra – sentra agroindustry LKM di sekitar kota Malang berdasarkan Industri (unit bisnis )acuanmasing – masing kelompok.

a.    Apakah perusahaan agribisnis acuan yang anda amati tersebut telah melakukan konsep penjadwalan dalam manajemen produksi dan operasinya?
Menurut kelompok kami perusahaan UD.NUSANTARA (Perusahaan Acuan, HOME INDUSTRI) tidak melakukan konsep penjadwalan dalam manajemen produksi dan operasinya. Produksi dilakukan pada saat ada pemesanan akan tetapi sudah mempunyai pelanggan, sehingga dalam satu minggu akan melakukan proses produksi. UD. NUSANTARA tidak menjadwal dalam melakukan proses produksi, jika ada pemesanan atau permintaan baru melakukan produksi.
Perusahaan sudah melakukan perencanaan kapasitas dengan menambah fasilitas peralatan, meskipun rencana tersebut masih dalam jangka waktu yang panjang karena keterbatasan lahan. Belum ada perubahan personel/ karyawan dalam perusahaan, karyawan masih dalam lingkup kekeluargaan.
Belum adanya perencanaan kebutuhan material dan perencanaa jangka pendek bisa dikatakan perusahaan ini belum melakukan konsep penjadwalan, meskipun sebenarnya UD. NUSANTARA sudah mempunyai perencanaan dalam memproduksi produknya.

b.    Jika ya, jelaskan bagaimana pelaksanaan penjadwalan pada perusahaan agribisnis acuan kelompok anda.
Tidak melakukan konsep penjadwalan























DAFTAR PUSTAKA


Anonymous,2011.http://sangpenyampai.blogspot.com/2010/04/penjadwalan-produksi. html.
            Di unduh tanggal 14 Juni 2011

Anonymous.2011.http://www.google.co.id/search?hl=id&biw=1360&bih=674&q=kelebihan+dan+kelemahan+ERP&aq=f&aqi=g1&aql=&oq=
            Di unduh tanggal 14 Juni 2011

Anonymous.2011.http://sidik-jari.com/search/sistem-penjadwalan-yang-umumnya-digunakan-pada-sistem-jasa/
            Di unduh tanggal 14 Juni 2011

Dewi, Dian Retno Sari., 2005, Pengembangan Algoritma Penjadwalan Produksi Job Shop Untuk Meminimalkan Total Biaya Earliness dan Tardiness, Skripsi di Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Zulian Yamit.2003.Manajemen Produksi dan Operasi.Ekonisia.Fakultas Ekonomi UII.Yogyakarta

PENGAWASAN KUALITAS DAN TOTAL QUALITY MANGEMENT (TQM) DALAM PERUSAHAAN AGRIBISNIS


1.    Inspeksi merupakan bagian penting dalam program oengawasan kualitas. Jelaskan bagaimana umumnya pedoman pelaksanaan  inspeksi dan sebutkan referensinya.
Inspeksi merupakan bagian penting dari program pengawasan kualitas, inspeksi mencakup penentuan mengenai apakah suatu input memenuhi standar kualitas yang mengakibatkan terjadinya kerusakan input atau output. Untuk dapat menilai input maupun output, dapat dilakukan dengan cara berikut :
a.    Teknik Sampling
Dapat dilakukan dengan mengambil sampel acak dari input atau output dengan anggapan bahwa sampel acak dengan jumlah yang memadai wakil dari semua kualitas item yang diteliti. Teknik sampling ini sangat tepat digunakan apabila (1) volume item begitu besar dan bersifat homogen, (2) waktu sangat terbatas, (3) inspeksi merusak item, (4)  biaya kerusakan (defect cost) tinggi. Akan tetapi penggunaan teknik sampling ini akan menimbulkan resiko, baik yang ditanggung oleh produsen maupun resiko yang ditanggung konsumen, sebagai akibat dari kesalahan sampling ( sampling eror)
b.    Teknik Pemeriksaan Lengkap
Teknik ini menghendaki agar input dan output diperiksa kualitasnya. Teknik pemeriksaan lengkap, dapat menggunakan waktu yang cukup panjang bahkan mungkin berulang-ulang yang dapat melelahkan pemeriksa. Untuk melaksanaakan proses pengawasan yang tepat dalam proses transformasi terdapat beberapa titik penting dimana letak pengawasa harus dilakukan yaitu :
-          Pada saat menerima input
-          Sebelum prose transformasi
-          Pada saat proses transformasi
-          Setelah proses transformasi
-          Ketika para konsumen mengeluh
(Zulian Yamit, 2003)
Teknik dan Alat – Alat Pengawasan Mutu
Cara – Cara Menjalankan  Pengawasan Mutu
Pada setiap tahap dan siklus dari pemeriksaan tentang hasil sampai kepercayaan pengumpulan bahan – bahan pengolahan,pengepakan, penjualan dan lamanya suatu hasil dapat dipergunkan, maka perlu dijalankan pengawasan terhadap mutu, yang dalam hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu inspeksi, pemberian keterangan dan penyelidikan. Dengan inspeksi dapatlah ditemukan mengenai sampai mana barang  memiliki mutu yang dikehendaki. Apabila keterangan – keteraangan yang didapat selaa inspeksi diteruskan ke bagian lain, maka bagian tersebut  akan diberi kepastian bahwa kegiatan bagian mereka dalam proses telah dilakukan dengan baik atau perlu diperingati tentang penyimpanan – penyimpanan yang harus dibetulkan. Dengan menyelidiki jalannya penyimpanan, sehingga kemungkinan kegiatan yang mungkin salah terdapat pada suatu bagian, maka kegiatan produksi selanjutnya dihentikan dengan cara – cara untuk menghindari terjadinya kesalahan perlu diberikan
Kegiatan inspeksi hanya dapat dilakukan dengan membuat contoh atau sampel dan mengukur atau menilai. Kegiatan pemberian keterangan diperlukan kegiatan pencatatan, penyingkatan, mempertunjukkan dan member komentar, mungkin perlu memutuskan pengambilan tindakan –tindakan yang diperlukan. Kegiatan penyelidikan membutuhkan penganalisaan catatan-catatan ( biasanya tentang pengawasan ) dan mungkin memimpin pelaksanaan percobaan – percobaan pada proses atau mungkin dalam laboratorium.
(Assauri, 1978)





2.    Pada modul ini telah disebutkan tujuh konsep pelaksanaan program Total Quality Management (TQM) yang efektif. Jelaskan masing-masing konsep TQM tersebut dan sebutkan sumber referensinya

MANAJEMEN MUTU TERPADU
Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) menggambarkan penekanan mutu yang memacu seluruh organisasi, mulai dari pemasok ke konsumen. TQM menekankan pada komitmen menajemen untuk memiliki keinginan yang berkisambungan bagi perusahaan untuk mencapai kesempurnaan di segala aspek barang dan jasa yang penting bagi konsumen.
Membangun lingkungan manajemen mutu terpadu merupakan hal yang penting, karena keputusan mengenai mutu mempengaruhi setiap tahap pembentukan dan pengelolaan operasi yang berkelas internasional. Ahli mutu W. Edwards Deming mengembangkan 5 konsep dari program MMT/TQM yang efektif adalah: (1) perbaikan yang terus menerus, (2) pemberdayaan karyawan, (3) perbaikan kinerja, (4) penyediaan kebutuhan yang tepat pada waktunya, (5) pengetahuan mengenai peralatan.

Perbaikan Yang Terus Menerus
MMT membutuhkan proses tanpa akhir yang disebut perbaikan yang terus menerus, dimana kesempurnaan tidak pernah di peroleh namun harus selalu dicari.
Masyarakat jepang menggunakan kata Kaizen  menggambarkan proses perbaikan yang berlanjut ini. Masyarakat Amerika menggunakan kata MMT, zero-defects (tanpa kerusakan produk), dan six sigma (6∑) untuk menggambarkan usaha
1.    Ciptakan konsistensi tujuan.
2.    Arahkan untuk perubahan yang lebih baik.
3.    Realisasikan mutu dalam produk; hentikan ketergantungan pada pemeriksaan yang menemukan masalah.
4.    Ciptakan hubungan jangka panjang yang berdasarkan ukuran harga.
5.    Lakukan perbaikan terus-menerus, baik pada produk maupun jasa.
6.    Mulailah pelatihan karyawan.
7.    Tekankan setiap kepemimpinan.
8.    Hilangkan ketakutan.
9.    Hilangkan hambatan-hambatan antar-departemen.
10.  Hindari memberikan nasihat tak perlu pada karyawan.
11.  Dukung, bantu, dan perbaikan.
12.  Hilangkan perasaan bangga akan pekerjaannya.
13.  Bentuk berbagai program pendidikan dan perbaikan diri.
14.  Usahakan agar setiap orang di perusahaan bekerja dalam kegiatan perubahan perusahaan.
Perbaikan yang berkelanjutkan yang mereka lakukan. Kalimat khusus atau kata apa pun yang di pakai, manajer operasi merupakan pemain kunci dalam menciptakan budaya kerja yang mendorong perbaikan yang berkelanjutan ini. Pencarian mutu yang lebih tinggi merupakan kegiatan tanpa akhir.

Pemberdayaan Karyawan
Pemberdayaan Karyawan berarti manajemen perusahaan melibatkan karyawan dalam setiap tahap proses produksi. Karena itu, ada suatu literatur yang mengemukan bahwa 85% masalah mutu itu berkaitan dengan bahan pembentuk produk dan proses, dan bukan kinerja karyawan. Dengan demikian itu, tugas yang harus di selesaikan adalah merancang peralatan dan proses yang dapat menghasilkan mutu yang di inginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan sebagian besar dari mereka untuk mengerti kelemahan dari sistem yang ada. Mereka yang setiap hari berurusan dengan sistem memiliki pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Bila ada ketidak sesuaian dengan yang seharusnya, maka jarang sekali karena kesalahan karyawan. Kemungkinannya adalah bahwa produk tersebut dirancang dengan tidak benar, sistem produksi yang dirancang dengan tidak benar, atau karyawan tidak di latih secara tepat. Walaupun karyawan mungkin dapat membantu memecahkan masalah tersebut, namun mereka bukan penyebabnya.

Teknik untuk membangun pemberdayaan karyawan mencakup tindakan:
1)    Membentuk jaringan komunikasi yang melibatkan karyawan,
2)    Mendorong penyelia untuk bersifat terbuka dan sebagai motivater
3)    Memidahkan tanggung jawab manajerial dan staff kepada para karyawan bagian produksi,
4)    Membangun organisasi dengan sikap mental tinggi, dan (5) menggunakan teknik-teknik formal seperti pembentukan tim (team building) dan gugus kendali mutu (quality circles).
Suatu tim dapat di bangun untuk memecahkan berbagai masalah. Pendekatan yang populer adalah Gugus Kendali Mutu. Gugus Kendali Mutu telah terbukti merupakan cara yang efektif dalam hal biaya untuk meningkatkan produktivitas dan mutu. Gugus Kendali Mutu adalah kelompok yang terdiri dari 6-12 karyawan, mereka secara suka rela menggadakan pertemuan untuk memecahkan masalah –masalah yang berkaitan dengan perkerjaan. Anggotanya, yang berasal dari kelompok kerja yang sama, mendapatkan pelatihan mengenai perencanaan kelompok, pemecahan masalah, dan pengendalian mutu secara statistik. Mereka secara bersama bertemu sekitar 4 jam/bulan (biasanya setelah jam kerja, tetapi terkadang pada saat jam kerja). Walaupun anggota Gugus Kendali Mutu tidak di berikan kopensasi berupa uang, mereka memperoleh perhatian dari perusahaan. Seorang menajer yang secara khusus di latih, di sebut juga fasilitator, biasanya membantu pelatihan anggota Gugus Kendali Mutu dan menjaga agar pertemuan berjalan lancar.
Pembandingan Kinerja (Benchmarking)
Pembandingan kinerja merupakan elemen lain dari program MMT suatu perusahaan. Pembandingan kinerja ini mencakup seleksi standar kinerja yang ada, yang mewakili kinerja proses atau kegiatan terbaik lain yang sangat serupa dengan proses atau kegiatan pihak lain. Inti dari pembandingan kinerja adalah pengembangan target yang akan dicapai, untuk kemudian mengembangkan suatu standar atau tolak ukur tertentu agar kita dapat mengukur kinerja sendiri (lewat perbandingan antara berbagai kinerja, dengan prestasi kerja sendiri). Langkah untuk mengembangkan tolak ukur ini adalah sebagai berikut:
·         Tentukan apa yang akan dibandingkan.
·         Bentuk kelompok penentu tolak ukur.
·         Lakukan identifikasi atas kinerja pihak lain.
·         Kumpulkan dan analisis informasi mengenai kinerja tersebut.
·         Ambil tindakan untuk menyesuaikan atau melebihi kinerja pihak lain tersebut.
Dalam situasi yang ideal, akan ditemukan satu atau lebih organisasi yang operasinya serupa dengan organisasi kita. Lalu kita membandingkan kinerja kita dengan kinerja mereka. Perusahaan yang kita jadikan tolak ukur tidak perlu berkecimpung di industri yang sama dengan perusahaan kita; bahkan, untuk membentuk standar kelas dunia, yang terbaik dilakukan adalah mencari perusahaan di luar industri yang kita geluti. Melalui cara ini berarti mencari industri yang paling hebat dalam bidang tertentu untuk dibandingkan. Bila satu industri tertentu telah mengetahui bagaimana bersaing melalui pengembangan produk yang cepat, sedangkan industri kita belum, maka pihak lain tidak ada gunanya mempelajari industri kita.
Hal ini yang dilakukan Xerox dan Chrysler pada saat mereka meneliti L.L. Bean untuk melakukan pembandingan kinerja dalam pemenuhan order. Apa yang merupakan kesamaan antara bisnis fotocopy dan mobil dengan bisnis semacam perusahaan L.L. Bean? Tidak ada. Akan tetapi Bean telah mengajarkan pada Xerox bagaimana “menggaet” order tiga kali lebih cepat dan menunjukkan pada Chrysler bagaimana menggunakan bagan alir untuk mendeteksi kegiatan yang tidak berguna.
Pembandingan kinerja dapat dan harus dibentuk dalam berbagai bidang kegiatan. Manajemen mutu terpadu membutuhkan indikator yang dapat diukur.
Penyediaan Kebutuhan yang Cukup pada waktunya (Just-In-Time)
Filsafat yang mendasari hal tersebut adalah pemikiran mengenai perbaikan yang terus menerus dan pemecahan masalah yang cepat. Dengan cara tersebut memaksa terciptanya mutu, baik pada pemasok maupun pada setiap tahap proses manufaktur dan jasa, karena tidak ada persediaan yang dapat menyerap variasinya. Sebagai konsekuensinya, sistem tersebut harus memproduksi mutu yang tinggi. Karena teknik tersebut menghilangkan kemungkinan adanya variasi, tidak ada lagi sisa material, pengerjaan ulang, investasi persediaan dan kegiatan yang tidak perlu dalam proses produksi/jasa.
Pengetahuan Mengenai perangkat MMT
Karena ingin memberdayakan karyawan dalam implementasi MMT, dan mengingat MMt merupakan usaha yang tidak ada putus-putusnya, maka setiap orang dalam organisasi harus dilatih menggunakan teknik-teknik MMT. Peralatan MMT bermacam-macam dan semakin hari semakin bertambah. Pada kesempatan berikutnya uraian akan memfokuskan pada beberapa peralatan dan teknik-teknik yang berguna dalam manajemen mutu terpadu.
Alat-alat dalam MMT
Ada 6 alat yang membantu usaha manajemen mutu terpadu, yakni: (1) Penyebaran Fungsi mutu, (2) Teknik Taguchi, (3) Diagram Pareto, (4) Diagram Proses, (5) Diagram Sebab-Akibat, (6) Pengendalian Proses Statistik.
Penyebaran Fungsi Mutu
Program MMT yang efektif yaitu mewujudkan keinginan konsumen dalam suatu karakteristik yang spesifik dan dapat dibuat rancangannya. Penyebaran fungsi mutu merupakan istilah yang dipakai untuk: (1) Menentukan rancangan fungsional yang dapat memuaskan konsumen, (2) Mewujudkan keinginan konsumen ke dalam suatu target rancangan.
Bangunan Mutu (House of Quality) merupakan teknik untuk mendefinisikan hubungan antara keinginan konsumen ke dalam atribut-atribut barang atau jasa. Hanya dengan mendefinisikan hubungan ini secara tepat, seorang manajer operasi dapat menciptakan produk atau proses sesuai yang diinginkan konsumen. Pendefinisian hubungan ini merupakan langkah pertama dalam pembentukan sistem produksi bertaraf internasional. Untuk membangun House of Quality ada enam langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1.    Menentukan keinginan konsumen.
2.    Mendefinisikan atribut-atribut barang atau jasa.
3.    Membuat hubungan antara keinginan konsumen dengan cara barang atau jasa memenuhinya.
4.    Mengevaluasi produk-produk saingan.
5.    Mengembangkan spesifikasi kinerja atas cara barang atau jasa memenuhi keinginan konsumen tersebut.
6.    Menerapkan cara-cara tersebut pada tahap transformasi (perubahan input menjadi output yang tepat).


Contoh :
Melalui penelitian pasar yang ekstendif, Great Cameras, Inc. menentukan keinginan konsumen. Keinginan-keinginan tersebut ditunjukan pada sisi dari bangunan mutu (huose of quality) yaitu: bersifat ringan, mudah untuk di pegang, penacahayaan tidak dobel, mudah di gunakan, dan dapat diandalkan. Selanjutnya, tim pengembangan produk menentukan bagaimana organisasi akan mewujudkan keinginan konsumen ke dalam suatu produk dan target-target atribut proses. Tim pengembangan kemudian menerjemahkan keinginan konsumen tersebut dalam atribut-atribut yang spesifik atau diterjemahkan sebagai (cara-cara pemuasan keinginan konsumen) di letakkan menyilang pada bagian atas dari bangunan mutu (house of quality). Atribut-atribut tersebut adalah: kebutuhan listrik yang rendah, komponen-komponen almunium, dapat menentukan fokus secara otomatis, dapat membuka secara otomatis, dapat mengulang secara otomatis, dan rancangan ergonomis.
Tim produk kemudian mengevaluasi setiap keinginan konsumen dan membandingkan dengan cara memenuhinya. Dalam matriks berbentuk bangunan tersebut tim produk mengevaluasi seberapa jauh rancangan mereka dapat memenuhi keinginan konsumen. Demikian pula, dengan ‘atap’ bangunan, tim pengembangan produk mengembangkan hubungan antar-atribut. Akhirnya, tim tersebut mengembangkan prosedur pemberian renking berdasarkan penting tidaknya atribut rancangan dan prosedur pemberian ranking mengenai bagaimana melanjutkan pekerjaan perancangan produk dan proses.
Metode Taguchi
Kebanyakan masalah mutu merupakan akibat dari rancangan produk dan proses. Oleh karena itu, diperlukan alat-alat untuk mengkaji hal ini. Salah satu dari alat-alat tersebut adalah Metode Taguchi yang merupakan suatu teknik peningkatan mutu yang khusus ditujukan untuk peningkatan rancangan produk dan proses.
Konsep-Konsep Taguchi
Ada 3 konsep yang penting untuk memahami pendekatan dan metode taguchi, yaitu ketegaran mutu produk (quality robustness), fungsi kehilangan mutu (quality loss function), dan spesifikasi target (target spessification).
a.    Tegar Mutunya
Metode taguchi mengharuskan kita untuk membuat produk dan proses yang bersifat tegar dalam kondisi apapun. Produk-produk yang tegar mutunya adalah produk-produk yang dapat diproduksi seragam dan konsisten dalam kondisi manufaktur dan lingkungan yang tidak terlalu ideal kondisinya. Tujuannya adalah untuk menghilangkan akibat-akibat yang disebabkan oleh kondisi yang merugikan tersebut pada waktu produk digunakan dan bukan menghilangkan sebabnya.
            Taguchi mengemukakan bahwa lebih mudah untuk menghilangkan akibat daripada menghilangkan penyebab, dan dalam memproduksi produk yang tegar mutunya, tindakan tersebut lebih efektif. Dengan cara demikian, variasi-variasi kecil dalam bahan-bahan dan proses tidak akan merusak mutu produk.
b.    Quality Loss Function
Taguchi juga mendefinisikan apa yang disebut sebagai: fungsi kehilangan mutu (quality loss function_QLF). Fungsi kehilangan mutu mengidentifikasi semua biaya yang berhubungan dengan rendahnya mutu dan menunjukkan bagaimana biaya-biaya tersebut meningkat seiring dengan semakin jauhnya produk dari apa yang diinginkan konsumen. Biaya-biaya tersebut mencakup bukan hanya ketidakpuasan konsumen tetapi juga biaya-biaya garansi dan layanan; biaya-biaya pemeriksaan internal, perbaikan, dan sisa material; serta biaya-biaya yang secara tepat dapat dideskripsikan sebagai biaya-biaya yang ditanggung masyarakat. Perhatikan bahwa gambar 3.5 (a) menunjukkan fungsi kehilangan mutu sebagai sebuah kurva dengan tingkatan yang menaik; fungsi tersebut mengambil bentuk umum formula kuadrat sederhana


Dimana
            L          = Loss/Kerugian
            D2          = Kuadrat deviasi nilai target
            C         = Biaya menghindari deviasi

Semua kerugian masyarakat yang disebabkan oleh keburukan kinerja dimasukkan ke dalam QLF. Semakin kecil kerugian, produk akan semakin diminati. Semakin jauh produk itu dari nilai target, semakin besar kerugiannya.
Taguchi mengarahkan pada target, karena produk yang diproduksi di dekat spesifikasi yang bisa diterima atas dan bawah menghasilkan QLF yang lebih tinggi.
Taguchi mengamati bahwa cara lama melihat spesifikasi (yaitu bahwa suatu produk itu baik sampai melewati batas toleransi merupakan cara yang terlalu sederhana. Kualitas yang berorientasi pada penyesuaian (pemenuhan target) menghasilkan semakin banyak unit yang jauh dari target; sehingga, kerugian (biaya) menjadi lebih besar bila kita memasukkan unsur kepuasan konsumen dan manfaat bagi masyarakat.
           

c.    Nilai Target
Nilai target merupakan filsafat mengenai peningkatan mutu yang berkelanjutan untuk memproduksi produk yang benar-benar sesuai target.

Diagram Petro
Diagram petro merupakan metode untuk mencari sumber kesalahan, masalah-masalah, atau kerusakan produk, untuk membantu memfokuskan diri pada usaha-usaha pemecahannya. Diagram Pareto didasarkan pada hasil kerja Alfredo Pareto, seorang ahli ekonomi pada abad-19. Joseph M. Juran mempopulerkan akibat kerja Pareto ini saat ia mengemukakan bahwa 80% masalah-masalah yang dihadapi perusahaan merupakan akibat dari 20% penyebabnya.
(Heizer dan Render, 2001)


3.    Pengukuran kualitas atau Penerapan TQM pada suatu jasa, Faktor – faktor yang menentukan kualitas dari suatu jasa / pelayanan. Antara lain :
a.    Pasar / Tingkat Persaingan
Persaingan sering merupakan penentu dalam menetapkan tingkat kualitas suatu pelayan jasa. Semakin tinggi tingkat persaingan akan memberi pengaruh pada pelayanan jasa yang berkualitas. Dalam masa sekarang, diharapkan konsumen mendapat pelayanan jasa yang memuaskan.
b.    Tujuan Organisasi
Perusahaan bertujuan untuk menghasilkan tingkat pelayanan yang tinggi, berharga terjangkau dan kepuasan maksimal yang diterima konsumen.

c.    Umpan Balik Konsumen
Mengingat pada dasarnya manusia pasti tidak pernah merasa puas dan peka terhadap kekurangan dari apa yang didapatkan. Maka perusahaan harus tanggap dan sergap terhadap keluhan konsumen atas pelayanan dajsa yang diberikan.
(Zulian Yamit, 2003)
d.    Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan sebagai persepsi terhadap pelayanan jasa yang telah memenuhi harapannya. Bila kinerja suatu jasa melebihi harapan pelanggan maka pelanggan pun akan sangat puas. Namun bila kinerja jasa kurang, maka pelanggan pun merasa kurang puas.
(Irawan, 2003)
e.    Kualitas Pelayanan
Hal ini sangat bergantung pada tiga komponen yakni sistem, teknologi, dan manusia. Faktor manusia sangat menentukan keberhasilan pemberian pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan.
f.     Nilai Perasaan
Perasaan bangga, percaya diri, dan kebahagiaan adalah simbol dari keberhasilan bagi seseorang yang menikmati pelayanan jasa perusahaan.
g.    Harapan Pelanggan
Merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Terdapat dua tingkat harapan pelanggan yaitu :
1.    Desired Expectation
Mencerminkan adanya kombinasi dari apa yang dapat dilakukan dengan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk konsumen.
2.    Adequate Expectation
Mencerminkan apa yang minimal dapat diberikan oleh perusahaan (jasa) kepada pelanggannya.
Pelanggan akan sangat puas apabila desired expectation terpenuhi walau tidak maksimal karena adequate expectation sudah terpenuhi.
Sumber : Artikel Ilmiah
“Analisis Faktor – Faktor Penentu Kualitas Pelayanan yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Pemilik Member Card pada Pasar Swalayan Tiara Dewata Denpasar”
Oleh ; I Gusti Nyoman Kaler Suputra dan I Wayan Wardita (Forum Manajemen, Vol.6, No.1, 2008)

4. a. Pengawasan kualitas produk pada UD. Nusantara
Pengawasan kualitas produk di UD Nusantara dengan cara mencoba produk emping yang sudah jadi, jika produk tersebut sesuai dengan selera maka produk tersebut di kemas dan siap di pasarkan, tidak ada pengawasan yag terlalu menoton. Pada proses produksi pengawasan tidak terlalu sering di lakukan, karena karyawan berasal dari keluarga sendiri maka semua merasa punya tanggung jawab masing-masing. Pengawasan agar kualitas produk tidak menurun maka Pak Edi selaku pemilik perusahaan memeriksa peralatan yang akan di pakai apakah ada kendala atau kerusakan sebelum di operasikan sehingga tidak merusak kualitas produk. Bahan baku yang digunakan juga dilihat terlebih dahalu apakah layak untuk dipakai atau tidak.
Jadi yang dilakukan oleh UD. Nusantara dalam pengawasan kualitas produk
1)    Mealakukan pemeriksaan terhadap peraltan
2)    Melakukan perbaikan terhadap peralatan yang rusak
3)    Menyeleksi terlebih dahulu bahan baku yang akan digunakan
4)    Melewati proses pembuatan emping jagung sesuai dengan runtutannya
5)    Memeriksa apakah bahan baku sudah di siapkan sesuai dengan kebutuhan
6)    Mencoba produk sebelum di kemas dan dipasarkan
b. Penerapan konsep TQM pada UD.Nusantara
Menurut kelompok kami perusahaan UD. Nusantara belum sepenuhnya menerapkan konsep TQM. Alasan:
1)    Praktek Organisasi
ü  Belum adanya misi yang jelas dan tertulis dalam perusahaan. Menurut pak Edi yang penting menciptakan produk yang beda dengan pesaing sehingga menarik konsumen untuk mencobanya, halal dan aman untuk dikunsumsi masyarakat sehingga produk tersebut mudah dikenal oleh masyarakat.
ü  Belum adanya prosedur operasi yang efekif. Tidak ada ketentuan secara tertullis bagaimana proses produksi yang baik, akan tetapi setipa karyawan sudah tahu apakan yang dikerjakan tersebut sudah sesuai atau tidak dalam menciptakan emping jagung yang memiliki kualitas yang baik
ü  Pelatihan hanya saat awal permulaan usaha emping jagung, seterusnya karyawan mengembangkan sendiri kecuali jika ada menu baru maka pak Edi hanya member pengarahan saja selanjutnya untuk proses produksinya tetap berjalan sebagaimana semestinya
2)    Prinsip Kualitas
ü  Tidak ada perbaikan yang berkesinambungan seperti pada karyawan, peralatan atau manajemennya. Mereka melaukan perbaikan jika ada suatu masalah seperti kerusakan peralatan, kekurangan bahan baku dan sebagianya
ü  Tidak ada pembandingan kerja (benchmarking)
3)    Pemenuhan Pekerja
ü  Pemberdayaan tidak terlalu di perhatiakan dalam perusahaan UD. Nusantara. Menurut pak edi yang penting karyawan mengerjakan apa yang harus dikerjakan.
ü  Tidak ada komitmen organisasional karena belum adanya struktur organisasi



DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay and Barry Render. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta.
Sofjan Asaauri.2008.Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
Yamit, Zulian. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonosia. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta
I Gusti Nyoman Kaler Suputra dan I Wayan Wardita (Forum Manajemen, Vol.6, No.1, 2008). “Analisis Faktor – Faktor Penentu Kualitas Pelayanan yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Pemilik Member Card pada Pasar Swalayan Tiara Dewata. Denpasar