Sabtu, 02 Juni 2012

ANALISIS LEVERAGE


MANAJEMEN KEUANGAN

PENDAHULUAN
Konsep operating dan financial Leverage adalah bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan pengendalian keuangan. Dalam manajemen keuangan, Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (sources of founds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Jika semua biaya bersifat variabel, maka akan memberikan kepastian bagi perusahaan dalam menghasilkan laba. Tapi karena sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap, maka untuk menghasilkan laba diperlikan tingkat penjualan minimum tertentu.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak terkait dengan operasi perusahaan, sehingga tidak ada kaitannya dengan penjualan perusahaan. Karena biaya tetap tidak terkait dengan penjulan perusahaan, maka biaya ini menjadi risiko yang hasus ditanggung oleh perusahaan. Biaya tetap perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.    Biaya tetap operasi
Adalah biaya tetap dari aktivitas operasional perusahaan. Risiko yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko operasional. Biaya ini seperti biaya sewa gudang, biaya tenaga kerja bagian administrasi, dan lain-lain.
2.    Biaya tetap keuangan
Adalah biaya tetap karena perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Risiko yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko keuangan. Biaya ini berupa biaya bunga.
3.    Biaya tetap total
Adalah penjumlahan dari biaya tetap operasi dan keuangan. Risiko yang ditimblkan dari biaya ini disebut risiko bisnis atau perusahaan.
Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya assets dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuangan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga menigkatkan variabilitas (risko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.
PENGERTIAN ANALISIS LEVERAGE
Anaisis Leverage adalah analisis dimana untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Analisis ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang disupply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan atau untuk mengukur sampai berapa jauh perusahaan telah dibiayai dengan utang-utang jangka panjang.
Leverage adalah sarana untuk meningkatkan sesuatu. Dalam ilmu pembelanjaan dengan  leverage dimaksudkan peluang yang tersedia untuk menarik manfaat dari struktur modal perusahaan. Dengan memperhitungkan tingkat biaya modal sumber equity dan tingkat biaya modal sumber debt, struktur modal perusahaan dapat diatur sedemikian rupa, sehingga para pemegang saham dapat menarik manfaat yang optimum daripadanya. Oleh sebab itu, masalah leverage mempunyai beberapa implikasi:
1.      Para kreditur akan memperhatikan berapa besar jumlah equity atau dana yang disediakan para pemilik perusahaan, karena jumlah tersebut merupakan batas jaminan terakhir atau “margin of safety” bagi mereka. Bila para pemilik hanya menyediakan sejumlah kecil saja dari pembelanjaan yang diperlukan, maka  bagian terbesar dari resiko perusahaan dipikul oleh para kreditur.
2.      Para pemegang saham sebenarnya menarik manfaat dari penarikan dana melalui modal luar. Mereka tetap memiliki hak pengawasan penuh atas kegiatan perusahaan, akan tetapi dengan jumlah investasi yang relative kecil.
3.      Bilamana laba yang diperoleh atas dana pinjaman lebih besar dari bunga yang harus dibayar, laba atas equity akan meningkat.
Leverage dapat didekati dengan dua cara:
1.      Dengan jalan meneliti ratio dalam Neraca untuk menentukan sampai berapa jauh dana pinjaman dari luar telah dipergunakan untuk membelanjai kegiatan perusahaan.
2.      Dengan jalan mengukur sampai berapa jauh resiko para kreditur berkenaan dengan bunga pinjaman yang harus diterimanya. Ini dapat dilakukan dengan jalan menghitung berapa kali biaya tetap (bunga pinjaman dan kewajiban-kewajiban tetap lainnya) tertutup oleh laba usaha.
Kedua macam leverage ratios tersebut bersifat saling melengkapi atau komplementer. Oleh sebab itu, dalam meneliti leverage suatu perusahaan, seorang analis keuangan seharusnya memperhitungkan kedua leverage ratios tersebut. Analisa ini terdiri dari Ratio of Total Debt to Total Assets, Times Interest Karned, Fixed Charger Coverage.
Ratio of  Total Debt to Total Assets
Ratio ini juga dikenal sebagai debt ratio  mengukur presentasi kebutuhan dana yang dibelanjai dengan debt. Dalam hal ini dengan debt dimaksudkan, baik utang-utang jangka pendek (current liabilities), maupun pinjaman jangka panjang (long term debt).

 
Debt Ratio = 

Para kreditur tentu saja lebih menyukai debt ratio yang sedang-sedang saja, karena ratio yang rendah akan memberikan perisai yang lebih baik bagi mereka bila perusahaan harus dilikuidasi. Sebaliknya, para pemegang saham akan mengusahakan debt ratio yang tinggi, karena hal itu akan menaikkan tingkat laba yang mereka peroleh, tanpa mengorbankan hak pengawasan atas perusahaan yang mereka miliki.
Times Interest Earned  
Ratio Times Interest Earned  dapat dihitung dengan jalan membagi laba sebelum bunga dan pajak (Earnings Before Interest and Taxes disingkat EBIT) dengan biaya bunga (interest charges).
Ratio ini dapat digunakan untuk mengukur sampai di mana laba perusahaan dapat menutup biaya bunga. Bagi para kreditur, ratio yang tinggi memberikan jaminan bahwa bunga atas pinjaman yang mereka berikan kan dapat dibayar perusahaan. Sebaliknya, bilamana jumlah EBIT lebih kecil dari biaya bunga yang harus dibayar, para kreditur menghadapi resiko bahwa bunga atas pinjaman yang mereka berikan tidak akan dibayar seluruhnya. Dalam hal demikian, mereka mungkin akan mengambil jalan hukum, dan hal ini besar kemungkinan akan mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Karena EBIT sama dengan Operating Income (laba usaha), Times Interest Earned dapat dihitung sebagai berikut:
  Times Interest Earned =    atau  

Fixed Charge Coverage
Pada dasarnya ratio Fixed Charge Coverage sama dengan Times Interest Earned. Bedanya adalah bahwa dalam Fixed Charge Coverage selain bunga dimasukkan pula beban-beban dan kewajiban-keajiban perusahaan lainnya terhadap pihak ketiga yang bersifat tetap. Beban dan kewajiban tetap itu antara lain dapat berupa sewa tahunan atas aktiva yang dikontrak sewa untuk jangka panjang (annual long term lease obligations).
Fixed Charge Coverage dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Fixed Charge Coverage =




RUMUS ANALISIS LEVERAGE
1.                     Total Debt to Equity Ratio


Text Box: Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang
Jumlah Modal Sendiri
 
    =

Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.

2.                     Total Debt to Total Capital Assets


Text Box: Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang
Jumlah Modal (Aktiva)
 
    =

Beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.

3.                     Text Box: Hutang Jangka Panjang
Modal Sendiri
Long Term Debt to Equity Ratio

    =

Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.

4.                     Tangible Assets Debt Coverage


Text Box: Jumlah Aktiva – Intangible - Hutang Lancar
Hutang Jangka Panjang
 
    =

Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya.

5.                     Time Interest Earned Ratio
Text Box: EBIT
Bunga Hutang Jangka Panjang
 

    =

Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.

Contoh : Total Debt to Total Capital Assets
                Struktur pembelanjaan suatu perusahaan adalah :
a.      Equity …………….. Rp   50 juta
b.      Debt ………………. Rp   50 juta
Jumlah …………….. Rp 100 juta
              Bunga Debt adalah 10 % setahun

Perkiraan Rugi-Laba perusahaan tersebut untuk tahun 2009
(dalam jutaan rupiah)
                          Laba sebelum bunga dan pajak…………………………. 13
                          Bunga: 10% dari Rp 50 juta……………………………..  5
                          Laba sebelum pajak……………………………………...  8
                          Pajak: 50% dari 8 juta…………………………………...   4
                          Laba bersih………………………………………………   4
                          Tingkat  laba yang dinikmati para pemegang saham adalah
                          4/50 x 100% = 8%
Sekiranya struktur pembelanjaan diubah, sehingga lebih banyak digunakan debt sebagai sumber pembelanjaan, tingkat laba yang diterima para pemegang saham akan naik. Misalnya struktur pembelanjaan diubah sebagai berikut:
a.      Equity …………….. Rp   30 juta
b.      Debt ………………. Rp   70 juta
Jumlah …………….. Rp 100 juta
              Bunga Debt adalah 10 % setahun

Perkiraan Rugi-Laba perusahaan
(dalam jutaan rupiah)
                          Laba sebelum bunga dan pajak…………………………. 13
                          Bunga: 10% dari Rp 70 juta……………………………..  7
                          Laba sebelum pajak……………………………………...  6
                          Pajak: 50% dari 6 juta…………………………………...   3
                          Laba bersih………………………………………………   3
                          Tingkat  laba yang dinikmati para pemegang saham adalah
                          3/30 x 100% = 10%
Contoh di atas dengan jelas menunujukkan bagaimana tingkat laba yang diterima para pemegang saham dapat ditingkatkan dengan jalan menggunakan lebih banyak sumber dana pinjaman. Pada waktu struktur pembelanjaan hanya mengandung 50%  debt tingkat laba yang dinikmati para pemegang saham adalah 8 %. Dengan meningkatkan sumber dana pinjaman menjadi 70%, tingkat laba tersebut naik menjadi 10%.

LEVERAGE DAN LAPORAN RUGI LABA
PT SUBUR MAKMUR
Laporan Rugi Laba
1 Januari – 31 Desember 1989
( dalam Rp 000,- )
 











BIAYA TETAP DAN VARIABEL
Biaya variable adalah biaya yang dalam jangka pendek berubah karena perubahan operasi persuahaan. Biaya variable tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya pemasaran langsung.
Biaya tetap adalah biaya yang dalam jangka pendek tidak berubah karena variabilitas operasi (tingkat output yang dihasilkan) maupun penjualan. Biaya-biaya tersebut meliputi depresiasi bangunan kantor dan pabrik, kendaraan, peralatan kantor, asuransi kecelakaan, kesehatan dan gaji manajer.
Biaya semivariabel adalah biaya yang menigkat secara bertahap dengan kenaikan output. Contohnya adalah gaji manajer

Biaya                                                                                 va

                                           VC           

                                                                                                                                    FC                                                                                    AFC
                                           Output                                                      Output
(a)   Variabel                                                                         (b) Tetap

           Biaya

                                                                                                SVC                                        


 



                                                                       
Output
                                   ( c ) Semivariabel

Dengan adanya biaya tetap pada struktur biaya perusahaan, maka untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, perusahaan harus mampu menghasilkan penjualan inimum tertentu. Jika sebua biaya perusahaan bersifat variable, maka tidak ada risiko bagi perusahaan. Biaya tetap itu dapat diklasivikasikan menjadi:
  1. Biaya tetap operasi
  2. Biaya tetap keuangan
  3. Biaya tetap total
Biaya tetap operasi menimbulkan risiko operasi bagi perusahaan. Biaya ini timbul dari kegiatan operasi keuangan. Biaya tetap keuangan menimbulkan risiko keuangan. Biaya ini timbul karena penggunaan hutang sebagai sumber dana perusahaan. Biata tetap total adalah penjumlahan dari biaya tetap operasi dengan biaya tetap keuangan.
Seluruh biaya tetap itu menimbulkan risiko bagi perusahaan. Risiko yang ditimbulkan oleh biaya tetap operasi disebut risiko operasi. Tingkat risiko tersebut secara kuantitaif dapat diukur dengan leverage operasi. Risiko yang ditimbulkan dari biaya tetap keuangan disebut risiko keuangan. Tingkat risiko tersebut secara kuantitatif dapat diukur dengan leverage keuangan. Secara keseluruhan risiko operasi dan risiko keuangan disebut risiko bisnis atau risiko perusahaan. Tingkat risiko tersebut secara kuantitatif dapat diukur dengan leverage total.

OPERATING LEVERAGE
Apabila perusahaan memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka dikatakan perusahaan menggunakan leverage. Dengan menggunakan operating leverage, perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak disebut dengan degree of operating leverage atau disingkat menjadi DOL.
Sementara itu perusahaan yang menggunakan sumber dana dengan beban tetap dikatakan bahwa perusahaan mempunyai financial leverage. Penggunaan financial leverage ini dengan harapan agar terjadi perubahan laba per lembar saham (EPS) yang lebih besar daripada perubahan laba sebelum bungan dan pajak (EBIT). Multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana denga biaya tetap ini disebut dengan  degree of financial leverage (DFL).

DOL PADA X =            % PERUBAHAN EBIT 
                            % PERUBAHAN PENJUALAN
        
  ATAU
EBIT
EBIT
DOL pada X    =
Penjualan


 
Penjualan

Atau:

                 (P-V) Q
DOL =
     (P-V) Q – F



Setelah menghitung nilai DOL, selanjutnya menganalisis hasil dari perhitungan DOL. DOL dapat diartikan, jika volume penjualan berubah (naik/turun) sebesar m%, maka EBIT akan berubah searan sebesar m% x DOL. Jadi DOL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap laba operasinya.

FINANCIAL LEVERAGE
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Financial leverage dengan demikian menunjukan perubahan lab per lembar saham (earning per share atau EPS) sebagai akibat perubahan EBIT.
                               % Perubahan EPS
DFL pada X     =
                               % Perubahan EBIT
           

Yang dapat diformulasikan menjadi :
EPS

EPS
DFL pada X     =
EBIT


 
      EBIT


Atau:
                (P-V) Q - F
DFL =
                 (P-V) Q – F – I


Setelah menghitung nilai DFL, selanjutnya menganalisis hasil dari perhitungan DFL. DFL dapat diartikan, jika EBIT berubah (naik/turun) sebesar n%, maka EPS akan berubah searah sebesar n% x DFL. Jadi DFL menunjukkan tingkat sensitivitas EBIT  terhadap EPS.

COMBINED LEVERAGE
Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan memiliki baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Degree combined leverage adalah multiplier atas perubahan laba per lembar saham (EPS) karena perubahan penjualan. Dengan kata lain degree of combined leverage adalah rasio antara persentase perubahan EPS dengan persentase perubahan penjualan.
        % Perubahan EPS
DCL pada X     =
                           % Perubahan Penjualan   


Yang dapat diformulasikan menjadi :
EPS
EPS
DCL pada X     =                                                                                               
Penjualan


 
Penjualan
ATAU              
 DCL = DOL x DFL

Setelah menghitung nilai DCL, selanjutnya menganalisis hasil dari perhitungan DCL. DCL dapat diartikan, jika volume penjualan berubah (naik/turun) sebesar m%, maka EPS akan berubah searah sebesar m% x DCL. Jadi DCL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap EPS.
Seperti halnya degree of operating leverage dan degree of financial leverage, maka degree of combined leverage juga mengukur resiko perusahaan secara keseluruhan, baik risiko bisnis maupun risiko financial. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya   dalam hubungannya untuk menentukan tingkat keuntungan yang diminta. Apabila DCL tinggi berarti resiko perusahaan secara keseluruhan juga tinggi maka investor juga akan tingkat keuntungan yang tinggi pula. Dengan kata lain perusahaan yang menggunakan excessive leverage akan menanggung beban tetap yang lebih tinggi pula kemudian beban tetap yang lebih tinggi ini cenderung akan offset keuntungan karean penggunaan leverage, dan akhirnya penggunaan leverage yang excessive akan menyebabkan harga pasar saham menurun yang berarti nilai perusahaan juga kemakmuran pemegang saham menurun.

Contoh Soal
The Corciva Inc. mempunyai data penjualan payung sebagai berikut :
-          Harga jual payung $50/unit.
-          Harga variabel sebesar 10% dari harga jual dan biaya tetap sebesar $3000.
Hitunglah :
  1. Jika pada tahun 2004 terjual 1000 unit payung, berapakah DOL ?
  2. Jika interest yang harus dibayar sebesar $5000, berapakah DFL ?
  3. Berapakah DCL perusahaan ?
Jawab :
  1. DOL =   CM  =  1.000($50-$5)  =       45.000     =   1,07
 EBIT      1.000(45)-3000    45.000-3.000                   
      Artinya : perubahan te            rhadap 1% penjualan akan mempengaruhi perubahan sebesar 1,07% pada operating income.     
  1. DFL =           EBIT                =           42.000          = 1,14
 EBIT – INTEREST         42.000 – 5.000
Artinya : perubahan 1% pada EBIT mempengaruhi perubahan EPS sebesar 1,14%.
  1. DCL = DOL x DFL = 1,07 x 1,14 = 1,22
Artinya : setiap perubahan 1% penjualan akan mempengaruhi perubahan pada EPS sebesar 1,22%.
  1. Jika ditargetkan penjualan naik 10% pada satu tahun mendatang, maka diperkirakan EBIT perusahaan naik sebesar 10,7% (1,07 x 10%) dan EPSnya diperkirakan naik sebesar 12,2% (1,22 x 10%, atau 1,14 x 10,7%)

1 komentar:

  1. Ilmu Pengetahuan: Analisis Leverage >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Ilmu Pengetahuan: Analisis Leverage >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Ilmu Pengetahuan: Analisis Leverage >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK

    BalasHapus