Sabtu, 02 Juni 2012

PERILAKU KONSUMEN DAN STRATEGI PEMASARAN


PERILAKU KONSUMEN

Tugas Kegiatan Pembelajaran 1
1.            Dengan menggunakan bahan bacaan bab 8 dalam Peter dan Olson (1996), mahasiswa diminta membuat ringkasan tentang diskripsi perbedaan antara pandangan kognitif dan pendekatan perilaku!
Pendekatan kognitif termasuk beberapa aspek afeksi mendominasi bidang perilaku konsumen dan sebagian besar pemikiran dalam pemasaran. Walaupun pendekatan perilaku merupakan bagian penting psikologi selama bertahun-tahun, namun masih dianggap baru dalam bidang riset konsumen, dan seringkali tidak dipahami dengan baik.
Ada beberpa jenis teori dan asumsi kognitif serta beberapa macam posisi perilaku. Misalnya, beberapa pendekatan kognitif mencoba menerapkan teori kognitif dalam menjelaskan perilaku nyata. Sebagian orang hanya tertarik dengan menjelaskan proses mental dan pikiran. Beberapa ahli perilaku memandang kejadian kognitif sebagai perilaku samar yang harus diteliti dengan cara yang sama seperti pada perilaku nyata. Ahli perilaku lainnya melihat kejadian kognitif tidak lebih dari sekedar kata yang mungkin berguna untuk tujuan komunikasi tetapi kurang berguna sebagai suatu penjelasan ilmiah. Ada kecenderungan bahwa pembicaraan tentang perbedaan perspektif kognitif dan perilaku tidak akan dapat diterima oleh kedu belah pihak, tetapi kami akan mencoba memberikan penjelasan yang mewakili keduanya.
Pendekatan perilaku (behaviour approach) didasarkan pada suatu pandangan yang sedang berlaku pada saat ini yang disebut ”analisis perilaku terapan”. Pandangan kognitif (cognitife view) didasarkan pada riset tentang topik seperti pemrosesan informasi dan ilmu kognitif yang sedang berjalan. Kedua perspektif ini berlawanan, keduanya sering menggunakan sejumlah pandangan yang berbeda tentang dunia, dengan posisi dan asumsi yang bertentangan, pendekatan pada riset yang berbeda, dan kebudayaan tentang apa yang dianggap penting secara ilmiah. Namun yang paling penting sebagai tujuan kits adalah pendekatan tersebut sering memiliki implikasi yang berbeda dalam pembetukan desain strategi pemasaran dan riset konsumen.



Posisi dan Asumsi
Posisi Dan Asumsi
Pendekatan Perilaku
Pendakatan Kognitif
Pandangan tentang konsep

Peran lingkungan

Peran faktor kognitif

Pandangan tentang kebebasan
Berdasarkan pengamatan secara fisik
Variabel pengontrol dominan
Semata-mata sebagai perantara
Semua perilaku dikontrol oleh faktor lingkungan

Secara teoritis, mental

Salah satu pengaruh diantara yang lainnya
Variabel kontrol utama

Manusia memiliki otonomi, pusat tindakan yang independen.
Perbedaan utama antara kedua pandangan terletak pada penyebab terjadinya perilaku. Beberapa ahli perilaku mempertahankan pengontrolan perilaku oleh lingkungan, sementara ahli kognitif bersikukuh dengan kontrol individu atas perilaku mereka melalui proses mental yang dilibatkan dalam pemrosesan kognitif dan pengambilan keputusan. Hal ini menunjukkan mengapa kedua pandangan tersebut tidak sepenuhnya dapat disatukan. Bagi sebagian ahli perilaku, walaupun kejadian kognitif dipandang sebagai perilaku yang mempengaruhi, namun lingkungan masih tetap menjadi penyebab kejadian kognitif.













Pendekatan dan Tahapan Riset
Perbandingan pendekatan dan tahapan dalam proses riset dari dua sudut pandang. Pendekatan perilaku sering menggunakan prediksi dan kontrol perilaku sebagai tujuan dasar riset, sementara pendekatan kognitif cenderung mengarahkan diri pada penjelasan dan pengujian teori. Biasanya, pendekatan perilaku menyatakan bahwa pengumpulan data dilakukan melalui observasi, riset kognitif sering menggunakan laporan verbal yang diperoleh melalui kuesioner.
Pendekatan Riset
Dimensi Riset
Pendekatan Perilaku
Pendekatan Kognitif
Tujuan riset
Mengubah perilaku
Pengujian teori
Objek studi
Perilaku nyata, hubungan fungsional
Pikiran : struktur dan proses mental
Data dasar
Pengamatan
Laporan verbal
Kriteria riset yang berhasil
Perubahan sejumlah tertentu perilaku sosial
Hubungan logis dan pengujian statistik
Model riset yang digunakan
Alami
Laboratorium

Tahapan Riset
Pendekatan Perilaku
Pendekatan Kognitif
1. Mengidentifikasi permasalahan perilaku
Temukan/kembangkan teori kognitif
2. Mengukur frekuensi munculnya permasalahan perilaku saat ini dan kondisi lingkungan
Tetapkan hipotesis
3. mendesign bentuk perlakuan
Kembangkan pengukuran/manipulasi
4. menentukan subjek/setting perlakuan
Kumpulkan sampel subjek
5. Penerapan perlakuan
Kumpulkan data
6. Pengukuran ulang perilaku sasaran
Analisis data
7. Penentuan jumlah perilaku yang berubah
Tarik kesimpulan tentang psikologi internal

Pandangan Pemasaran
Masalah Pemasaran
Pendekatan Perilaku
Pendekatan Kognitif
Status bidang
Teknologi
Ilmu
Peran pemasaran
Memodifikasi dan mengontrol perilaku konsumen untuk mencapai tujuan organisasional
Memuaskan kebutuhan konsumen dengan tetap memperoleh laba
Pedoman perencanaan pemasaran
Prinsip-prinsip perilaku
Konsep pemasaran
Peran pemasaran/riset konsumen
Strategi penyelidikan untuk memprediksi dan mengontrol perilaku konsumen
Menguraikan psikologi internal konsumen
Pandangan permasalahan yang efektif
Mengakui keefektifan permasalahan dalam mengubah perilaku
Sering meninjau keefektifan pemasaran
            Penjualan langsung dalam buku pemasaran cenderung diarahkan pada taktik untuk menghasilkan penjualan yang menguntungkan ketimbang memuaskan kebutuhan konsumen. Kesimpulannya adalah kedua pendekatan tersebut terlihat berbeda ketika diterapkan pada pemasaran perilaku konsumen. Pendekatan mana yang ”benar” atau ”tepat” bukan lah pertanyaan yang penting. Apa yang penting adalah pendekatan atau kombinasi pendekatan mana yang paling berdaya guna untuk setiap tahapan pemecahan permasalahan pemasaran dan pengembangan strategi pemasaran.
            Kami percaya bahwa kombinasi kedua pendekatan tersebut jauh lebih hebat dari masing-masing pendekatan jika berdiri sendiri-sendiri. Misalnya, jika pertimbangan terhadap kebutuhan konsumen sangat membantu keberhasilan pengembangan produk baru, dan jika pengondisian operant sangat membantu meningkatkan pangsa pasar, tidak ada alasan untuk mengabaikan salah satu pendekatan

2.            Jelaskan apa yang dimaksud dengan promosi dagang dan promosi konsumen
Promosi penjualan atau sales promotion sebagai ” suatu kegiatan pemasaran yang berfokus pada tindakan yang tujuannya adalah mendapatkan dampak langsung pada perilaku seseorang konsumen perusahaan”.
  1. Promosi dagang(trade promotion) seperti bantuan biaya, iklan atau display, digunakan oleb perusahaan untuk mendorong produknya ke konsumen melalui saluran distribusi.
  2. Promosi konsumen (consumer promotion) jika konsumen perusahaan ternyata adalah konsumen akhir. Promosi konsumen dilakukan seperti kupon potongan harga dan contoh gratis, digunakan produsen dan pengecer untuk merayu konsumen agar membeli produk serta mengunjungi toko – toko pengecer.

3.            Sebut dan jelaskan 4 aspek dari promosi konsumsi !
·      Kemungkinan pembelian
Sebagian besar promosi konsumen didesign untuk meningkatkan kemungkinan seseorang konsumen membeli suatu merk ato kombinasi produk. Meskipun demikian, suatu perusahaaan berharap dapat mencapai beberapa dari sejumlah sub tujuan ketika menjalankan promosi. Tujuan utamanya mungkin adalah mengupayakan agar konsumen mau mencoba produk baru. Contohnya beberapa dealer mobil menawarkan diskon khusus bagi konsumen yang baru untuk pertama kali membeli mobil. 
Sub tujuan kedua dari promosi konsumen adalah memposisikan suatu merk atau perusahaan dibenak konsumen untuk mendorong mereka membeli dan meneruskan membeli merk tersebut. Untuk kasus ini, promosi di design untuk mempertahankan atau mengubah pengaruh, kognisi, dan perilaku konsumen. Salah satu caranya dengan menggunakan promosi yang gencar untuk mendapatkan harga yang bersaing atas suatu merk yang diposisikan pada harga dan kualitas tinggi. Dengan sudut pandang ini, harga yang lebih rendah tidak akan langsung membuat konsumen memandang bahwa produk tersebut berkualitas lebih rendah dari merk pesaingnya.
Sub tujuan ketiga dari promosi konsumen adalah mendorong terjadinya penggantian merk. Promosi konsumen dapat mengubah penggunaan merk dengan membuat pembelian merk baru jauh lebih menarik dari membeli merk yang biasa di beli.
Tujuan terakhir dari promosi konsumen adalah memperkuat loyalitas merk. Karena sebagian konsumen cenderung membeli suatu produk di dasarkan pada kupon dan tawaran – tawaran lainnya, maka pemberian tawaran yang menarik secara rutin akan membuat mereka relatif loyal pada suatu merk yang dipromosikan
·      Jumlah pembelian
Sejumlah promosi konsumen di design bukan hanya untuk mempengaruhi pembelian suatu merk tetapi juga mempengaruhi jumlah produk yang akan dibeli. Contohnya sebuah deodorant batang merk rexona ditam,bahkan atas setiap pembelian dua produk yang sama pada harga standart. Promosi tersebut dapat meningkatkan jumlah produk yang dibeli dan dapat meningkatkan loyalitas merk.
·      Waktu pembelian
Promosi konsumen dapat juga dilakukan untuk mempengaruhi kapan konsumen akan melakukan pembelian,misalnya diskon khusus bagi mereka yang internetan online pada malam hari seperti di sebagian  besar warnet.
·      Lokasi pembelian
Promosi pembelian juga dapat digunakan untuk mempengaruhi lokasi atau penjual suatu produk,misalnya masing – masing toko eceran dan jaringan pengecer mengeluarkan sendiri kupon, kontes, dan tawaran lainnya untuk mendorong konsumen berbelanja di toko mereka.









Tugas Kegiatan Pembelajaran 2
1. Membuat ringkasan setiap tahapan jenis perilaku.
Menurut Peter dan Olson (1996), pembagian tahapan umum jenis perilaku dalam proses pembelian suatu produk sebagai berikut ;

            Tahapan Pembelian                             Jenis Perilaku 
            Prapembelian                                                Kontak Informasi
                                                                       
                                                                        Akses pendanaan
                                                                       

            Pembelian                                              Kontak toko                                               
 

                                                                           Kontak produk


 
                                                                             Transaksi


            Pascapembelian                                      Konsumsi


 
                                                                            Komunikasi
                                                                                   
Penjelasan :
1. Tahap pertama pada tahap pembelian ini adalah tahap prapembelian dimana pada tahap ini ada dua jenis perilaku yang dilakukan oleh konsumen yaitu kontak informasi dan akses pendanaan.
·         Kontakinformasi
         Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk harus diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai alternative pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari masa lalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan pembelian selanjutnya. Secara umum konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar. Contoh : membaca/mengamati koran,majalah,papan iklan,mendengarkan iklan radio,mendengarkan uraian teman atau salesman.
·         Akses pendanaan
         Akses pendanaan yang dimaksud pada tahap perilaku prapembelian ini adalah berapa harga dari produk, setara atau tidak harga dengan  kualitas produknya dan apakah dana atau budget dari konsumen mencukupi apabila konsumen tersebut mengambil keputusan  untuk membeli produk itu.Serta bagaimana cara konsumen mmperoleh dana untuk proses transaksi Akses pendanaan ini juga termasuk dalam tahap perilaku kontak informasi. Karena konsumen pasti juga akan mencari informasi tentang harga suatu produk sebelum menginjak tahap pembelian. Contoh : menarik uang tunai dari bank atau ATM, mengisi buku chek,mendapatkan kartu kredit atau pinjaman.
2. Tahap kedua pada tahap pembelian ini adalah tahap pembelian dimana pada tahap ini ada tiga jenis perilaku yang dilakukan oleh konsumen yaitu kontak toko, kontak produk dan transaksi.
·         Kontak toko
               Kontak toko yang dimaksud disini adalah menentukan toko mana yang dituju, melakukan pendekatan atau peninjuan terhadap toko yang menjual produk tersebut. Seperti mengenai kebersihan toko, kenyamanan toko, sikap pramuniaga, tata letak, pelayanan, lokasi toko (strategis/ terjangkau) dan sebagainya. Contoh : menentukan toko, melakukan perjalanan ke toko, masuk ke toko.
·         Kontak produk
         Sedangkan kontak produk yang dimaksud dalam jenis perilaku pembelian ini adalah tahap perhatian dan pemahaman terhadap produk yang akan dibeli. Yaitu dengan meneliti kualitas produk seperti kehigienisan produk, jaminan halal, kemasan, bahan pembuatan, tanggal kadaluarsa, harga produk, berat netto, tata letak produk dan beberapa atribut dari produk yang dapat menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan pembelian suatu produk.Contoh : mementukan lokasi produk pada toko, mengambil produk,membawa produk ke kasir.
·         Transaksi
         Tahap transaksi ini terjadi setelah konsumen mengalami proses penerimaan produk dan proses pengambilan keputusan produk mana yang akan dibeli. Proses transaksi ini terjadi antara penjual (produsen) dan pembeli produk (konsumen) dengan harga yang telah disepakati antara keduanya. Dalam tahap ini produsen akan menerima hasil dari produksinya dan konsumen juga mendapatkan produk yang diharapkan yang nantinya akan menimbulkan rasa kepuasan ataupun ketidakpuasan terhadap produk tersebut. Contoh :mempertukarkan uang dengan produk,membawa produk ke lokasi penggunaan.
3. Tahap ketiga pada tahap pembelian ini adalah tahap pascapembelian dimana pada tahap ini ada dua jenis perilaku yang dilakukan oleh konsumen yaitu konsumsi dan komunikasi.
·         Konsumsi
               Jenis perilaku konsumsi pada tahap pascapembelian ini terjadi setelah proses transaksi. Konsumen akan mulai mengkonsumsi produk yang telah dibelinya dan merasakan bukti nyata dari produk tersebut. Setelah mengkonsumsi suatu produk, seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah malakukan pembelian dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut.Biasanya konsumen akan mengalami kecemasan purnabeli,kecemasan ini disebut disonasi kognitif purnabeli yang terjadi karena setiap alternative yang dihadapi konsumen memiliki kelebihan dan kekurangan. Contoh :penggunaan produk, membuang kemasan yang telah digunakan,melakukan pembelian ulang.

·         Komunikasi
         Pemasar saat ini juga menyadari pentingnya melakuka komunikasi pascapembelian. Banyak perusaahn yang mengirim surat atau brosur untuk memastikan dan memberikan dukungan bahwa keputusan konsumen membeli produk itu tidak keliru. Banyak perusahaan membuka saluran telepon bebas pulsa bagi konsumen yang memerlukan tambahan informasi, ingin bertanya atau mengajukan keluhan terhadap produk yang mereka beli. Banyak pemasare yang menawarkan pemgembalian barang, memberikan uang pengganti dan memperpanjang waktu garansi untuk memastikan kepuasan konsumen.
               Komunikasi pascapembelian dengan pembeli telah terbukti menghasilkan penurunan pengembalian produk dan pembatalan pesanan. Perusahaan-perusahaan komputer dapat mengirim surat kepada pemilik komputer baru sebagai ucapan selamat karena telah memilih komputer yang baik. Mereka dapat memasang iklan yang menampilkan pemilik merek yang puas. Mereka dapat meminta saran perbaikan pelanggan dan membuat daftar lokasi servis yang tersedia. Mereka juga menulis buku petunjuk yang mudah dimengerti. Sebagai tambahan mereka dapat menyediakan saluran yang baik untuk mengobati kekecewaan pelanggan dengan cepat. Contoh :memberikan informasi lain kepada perusahaan,menceritakan pada orang lain tentang pengalaman menggunakan produk, mengisi kartu garansi.











2. Membuat ringkasan mekanisme dari model manajemen perilaku.
            Model manajemen perilaku konsumen menurut Peter dan Olson (1996) adalah sebagai berikut :


 









              
               Tidak
                                                               
                                                                    Ya

                                                                   
                                                                                                          Tidak
                                                                                                        
                                                                       Ya
                                                                     

Ringkasan mekanisme diatas adalah :
            Dalam model manajemen perilaku konsumen ini yang harus diperhatikan,secara berurutan yaitu,
·         Identifikasi perilaku bermasalah,
Permasalahan atau perilaku target (target behavior) adalah perilaku awal dalam urutan yang tidak dinyatakan atau tidak dinyatakan dengan benar atau dalamm frekuensi yang cukup untuk dapat masuk pada perilaku selanjutnya. Suatu perilaku dalam urutan dapat menjadi prilaku bermasalah. Perilaku bermasalah dapat diidentifikasi dengan meguji perbedaan frekuensi perilaku dari satu tahap ke tahap berikutnya. Misalnya, penelitian konsumen menunjukkan beberapa hal sebagai berikut:
1)      Kontak informasi – 90 persen pasar sasaran diekspos pada dua iklan per minggu di rumah mereka pada bulan yang lalu. Tanggapan langsung sebanyak 40 persen; 30 persen menunjukkan mereka menyukai karakteristik produk kami.
2)      Akses dana – 87 persen pasar sasaran membeli merek pesaing yang berharga sama dengan produk kami; 67 persen melakukan pembayaran dengan kartu kredit.
3)      Kontak toko – 96 persen pasar sasaran berbelanja paling sedikit satu kali per minggu di toko di mana merek kami juga dijual; 40 persen mengunjungi lokasi0 rak di sekitar produk kami di tempatkan, satu kali seminggu.
4)      Kontak produk – 30 persen pasar sasaran melakukan kontak visual dengan produk kami; 14 persen mengangkat dan mengamati; 2 persen membawa produk kami.
5)      Transaksi – sedikit kurang dari 2 persen konsumen yang membeli produk kami , sebagian kecil menempatkannya kembali ke rak.
6)      Konsumsi – sebagian besar pembeli menggunakan produk yang dibeli dalam tempo 2 minggu setelah pembelian.
7)      Komunikasi – tidak ada indikasi komunikasi yang nyata dengan konsumen lain; 60 persen kartu garansi dikembalikan dalam tempo 3 minggu.
Tampak bahwa kontak informasi, akses dana, dan kontak toko berjalan dengan baik sekali. Bahkan beberapa tahap dalam kontak produk berjalan dengan baik, tetapi hanya sedikit konsumen yang benar-benar membawa produk tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perilku yang bermasalah adalah kontak produk.
Kadang setelah pengambilan keputusan terhadap suatu produk, konsumen akan mengkonsumsi produk dan akhirnya konsumen akan merasakan kepuasan ataupun ketidakpuasan terhadap produk tersebut. Jika konsumen merasakan kepuasan berarti kinerja produk berada diatas harapan dan itu merupakan sinyal yang baik. Namun jika kinerja produk berada dibawah harapan, maka konsumen akan merasakan ketidakpuasan terhadap produk tersebut,dan hal tersebut menjadi masalah bagi produsen maupun konsumen.Selain itu kadang juga bisa terjadi disonansi kognitif (ketidaknyamanan) biasanya pada merek.
·         Analisis kemungkinan-kemungkinan, Setelah perilaku bermasalah dapat diidentifikasi, kemungkinan-kemungkinan atau hubungan antara perilakku dengan lingkungan harus dianalisis. Di antara kemungkinan yang utama adalah kekuatan persaingan dan keberhasilannya dalam memelihara atau mengubah perilaku konsumen. Kemungkinan lain yang perlu dianalisis adalah pasar sasaran dan elemen-elemen bauran pemasaran, khususnya elemen yang paling berkaitan dengan perilaku yang bermasalah.
          Analisis kemungkinan adalah tahapan yang sangat penting dalam proses keseluruhan, karena tahapan ini merupakan upaya pencarian mengapa suatu perilaku tertentu tidak dinyatakan dengan baik. Walaupun beberapa hal yang dapat mengubah perilaku hanya berfokus pada interaksi perilaku-lingkungan, peninjauan terhadap variabel pengaruh dan kognitif juga dapat menjadi sumber informasi yang berharga. Oleh karena itu, penelitian pada persepsi dan sikap konsumen dapat sangat bermanfaat untuk menyelidiki permasalahan dan menganalisis kemungkinan yang ada.
          Kembali pada contoh di mana kontak produk adalah perilaku yang bermasalah, analisis kemungkinan dapat dimulai dari membandingkan antara produk kita dan kemasannya dengan produk pesaing yang berhasil. Kita dapat menyelidiki langsung kemungkinan lain seperti peredaan kemasan, label, petunjuk penggunaan, warna, dan penetapan harga.
Kadang kala setelah konsumen merasakan ketidakpuasan terhadap produk maupun disonansi kognitif kemungkinan konsumen akan membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin juga mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan ke perusahaan, pergi ke pengacara, atau mengadu ke media massa atau ke kelompok-kelompok lain(seperti lembaga konsumen,lembaga bisnis,swasta atau pemerintah). Tindakan pribadi dapat berupa memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut(pilihan untuk keluar) atau mengingatkan teman-teman (pilihan untuk berbicara). Dalam semua kejadian itu penjual telah gagal memuaskan pelanggan.
·         Mengembangkan & menerapkan strategi perubahan perilaku, Setelah perilaku bermasalah dapat dijabarkan dan kemungkian-kemungkinan yang mengitarinya telah dapat dianalisis, selanjutnya adalah pengembangan dan penerapan strategi perubahan perilaku (behavior change strategy). Strategi tersebut dapat menggunakan berbagai proses yang telah didiskusikan sebelumnya seperti perkuatan positif, perkuatan negatif, pembentukkan, pengkondisian klasik, atau pemodelan.
        Kembali ke contoh di atas, misalkan analisis yang dilakukan menunjukkan suatu perbedaan penting antara produk kita dan produk pesaing yang berhasil. Kemasan pesaing memberikan petunjuk perakitan dan penggunaan yang rinci, sementara kemasan kita hanya memberikan arahan yang cenderung umum. Kita dapat memutuskan untuk memperbaiki petunjuk penggunaan dan juga menambahkan gambar model perakitan dan penggunaan produk dengan tepat serta dapat menuliskan nomor telepon bebas pulsa bagi konsumen yang membutuhkan informasi tambahan.
Terkadang setelah terjadi kemungkinan-kemungkina yang akan merugikan produsen maka perlu dikembangkan dan diterapkan strategi perubahan perilaku yaitu salah satunya dengan iklan.Untuk konsumen yang mengalami disonansi kognitif menggunakan berbagai startegi dalam upaya untuk mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan. Mereka berupaya mencari kepastian dan pendapat dari orang lain untuk membenarkan keputusan pembelian yang telah dilakukannya yaitu dengan cara merendahkan sikap atau pendapat yang mendukung merek yang tidak terpilih; menolak atau menyimpangkan informasi yang tidak mendukung keputusan yang dibuat atau; mencari informasi atau pandangan yang mendukung keputusan yang dibuat. Sumber informasi pendukung yang penting dalam mengatasi disonansi kognitif ini adalah iklan.
 Dalam hal ini konsumen akan lebih memperhatikan  iklan yang mempromosikan merek yang telah dibeli. Dengan demikian adalah penting bafi perusahaan untuk beriklan dalam upaya memperkuat keputusan konsumen yang telah membeli merek produk perusahaan itu. Sedangkan untuk ketidakpuasan konsumen, perusahaan harus bisa memperbaiki kulaitas dan kekurangan dari produk dan langsung memberikan bukti nyata pada konsumen mengenai produknya.
·         Ukuran perubahan perilaku  pada konsumen setelah adanya strategi diatas yaitu konsumen akan mulai terangsang atau tertarik terhadap produk tersebut meskipun dalam proses pemahaman dan penelitian lebih lanjut. Setelah menerapkan strategi, perilaku sasaran harus kembali diukur untuk menentukan apakah permasalahannya telah dipecahkan atau belum. Jika perilaku belum berubah sepenuhnya, kita harus menganalisis ulang kemungkinan yang ada dan mengembangkan strategi intervensi baru.
          Seberapa banyak perilaku yang harus diubah agar suatu strategi dapat berhasil tergantung pada sasaran pemasaran yang hendak dicapai, perilaku yang bermasalah, dan situasi.
·         Memelihara perilaku, Jika suatu strategi yang baru ternyata berhasil mengembangkan sejumlah tertentu perilaku, kita harus memikirkan metode untuk memelihara perilaku tersebut. Karena sebagian besar perilaku konsumen bersifat kebiasaan, maka memelihara perilaku biasanya jauh lebih mudah dan lebih murah daripada mengembangkannya.
          Setelah suatu perilaku dapat dikembangkan, biaya promosi biasanya dapat diturunkan dan selanjutnya perilaku dapat dipelihara dengan biaya yang lebiih murah. Di samping pengubahan dan kemudian pemeliharaan perilaku yang sebelumnya merupakan suatu masalah, untuk itu harus diteliti apakah perilaku lainnya saat ini telah dapat dilakukan dengan benar, dan dilakukan dengan frekuensi yang cukup untuk dapat mencapai sasaran yang ditetapkan.



·         Evaluasi untuk meningkatkan kinerja, Tanpa memperhitungkan sejauh mana keberhasilan suatu strategi pemasaran, pasti selalu ada ruang untuk perbaikan. Secara umum, strategi pemasaran harus dipantau agar diperoleh metode yang efisien untuk memelihara dan meningkatkan perilaku. Sebagian perilaku konsumen dapat menurun frekuensinya karena adanya perubahan lingkungan. Meskipun model ini memberikan suatu langkah sistematis untuk menciptakan pengembangan strategi pemasaran yang berfokus langsung pada perilaku konsumen, namun tidak dapat menggantikan analisis situasional seperti pemantauan yang ketat dan tanggapan terhadap strategi pesaing. Jadi sejumlah upaya telah dilakukan untuk mendemonstrasikan bahwa analisis tambahan terhadap variabel kognitif dan pengaruh dapat meningkatakan keefektifan pendekatan perilaku.

Tugas Kegiatan Pembelajaran 3
1. Mendiskripsikan definisi konsep kepuasan dan loyalitas.
Konsep Kepuasan
  1. Menurut Kotler, kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
  2. Menurut Wilkie, mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosial pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.
  3. Menurut Rangkuti, kepuasan adalah mengukur sejauh mana harapan pelanggan terhadap produk atau jasa yang diberikan dan telah sesuai dengan aktual produk atau jasa yang ia rasakan.
  4. Menurut Eangel, kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan pelanggan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.

Dari beberapa uraian definisi mengenai kepuasan, maka secara umum kepuasan dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara layanan atau hasil yang diterima konsumen dengan harapan konsumen. Dimana layanan atau hasil yang diterima itu paling tidak harus sama dengan harapan konsumen, atau bahkan melebihinya.
Ada dua macam kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan:
1. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misalnya dengan makan, membuat orang menjadi kenyang dan tubuhnya sehat
2. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tak berwujud atas pembelian produk. Misalnya orang akan bangga bila mengendarai mobil BMW.
Teori kepuasan adalah teori yang menjelaskan proses terbentuknya kepuasan atau ketidak puasan konsumen. Disini maksudnya adalah dampak perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian atau konsumsi dengan kinerja sesungguhnya yang diperoleh oleh konsumen. Perbandingan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi  disconfirmatian  dan confirmation  yaitu :
a.      Positif Disconfirmation  yaitu, kinerja sesungguhnya lebih besar dari pada harapan konsumen.
b.      Simple confirmation  yaitu, kinerja seseungguhnya sama dengan harapan konsumen.
c.       Negative Disconfirmation  yaitu, kinerja sesungguhnya lebih kecil dari pada harapan konsumen.
Kita dapat mengetahui rasa puas atau tidak puas konsumen terhadap suatu produk atau merk dapat dilihat dari pasca konsumsi. Disini maksudnya adalah jika konsumen itu puas terhadap suatu produk maka, akan mendorong konsumen untuk mengulang perilaku pembelian atau konsumsi tersebut dan sebaliknya. Jika konsumen itu tidak merasa puas terhadap suatu produk maka, akan menimbulkan kekecewaan bahkan konsumen itu dapat menghentikan atau tidak mengulang perilaku pembelian atau konsumsi pada produk itu lagi.
Disini dapat dikatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk  merupakan hasil evaluasi yang didapat dari pengalaman saat menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk.
Tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk ini dapat diketahui dalam bentuk penelitian yang dapat langsung diterapkan pada atribut produk dengan beberapa dimensi. Dimensi dapat dibagi enjadi 2 yaitu, kualitas pelayanan dan kualitas produk. Disini pada setiap dimensi dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi atribut yang dipertimbangkan pada suatu penelitian.
Konsep Loyalitas
Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbil tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kepuasaan konsumen lebih cenderung mempengaruhi sikap konsumen. Sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih menekankan kepada perilaku pembeliannya.
Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetap menjadi lebih sulit ketika dianalisis makananya. Dalam banyak definisi Ali Hasan menjelaskan loyalitas sebagai berikut:
1.      Sebagai konsep generic, loyalitas merek menujukkan kecenderungan konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
2.      Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan denga loyalitas merek (brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas merek mencemirkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang kali.
3.      Pembelian ulang merupakan hasil dominasi (1) berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya alternative yang tersedia, (2) yang terus – menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali merek yang sama.
Loyalitas konsumen pada suatu produk dapat diartikan sebagai pembelian atau pengkonsumsian secara berulang dan terus menerus pada produk yang sama selama dalam kurun waktu tertentu. Pada perilaku konsumen, kita dapat mengukur loyalitas terhadap suatu produk melalui :
a.       Saat konsumen ingin membeli suatu produk yang dicari tidak tersedia di tempat pembelian sehingga konumen mencari di tempat lain yang ada produk tersebut. Hal ini dapat diidentifikasi beberapa jenis tindakan yaitu jika konsumen loyal terhadap suatu produk maka akan menunda pembelian dan mencari produk tersebut di tempat lain. Sedangkan konsumen yang tidak loyal terhadap suatu produk maka akan mencari merk lain, membeli jenis lain, dan membeli alternatifnya.
b.      Membandingkan jumlah pembelian produk tersebut saat sekarang dengan yang akan datang atau sebelumnya, apakah terjadi perubahan (terjadi keadaan loyalitas atau tidak).
Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan meruapakan sebuah sikap yang menjadi dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk/jasa dari suatu perusahaan yang menyertakan aspek perasaan didalamnya, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunya komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang menawarkan produk/ jasa tersebut.

2. Mengidetifikasi variabel dari kedua konsep.
Kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap suatu produk sangat terikat satu sama lain karena ada hubungannya atau terikat erat dengan jenis perilaku pada tahap pasca pembelian atau konsumsi.
Variabel Kepuasan
Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan/menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan (perguruan tinggi) di dalam usaha memenuhi harapan konsumen.
Soelasi mengemukakan bahwa :
  1. nilai harapan = nilai persepsi konsumen puas
  2. nilai harapan < nilai persepsi maka konsumen sangat puas
  3. nilai harapan > nilai persepsi maka konsumen tidak puas.
Nilai harapan dibentuk melalui pengalaman masa lalu, komentar atau saran dari pengguna dan informasi dari pesaing. Adapun nilai persepsi adalah kemampuan perusahaan di dalam melayani memuaskan konsumen.
Menurut Dutka (1994:41), variabel kepuasan konsumen merupakan atribut-atribut dari kepuasan konsumen itu sendiri secara universal, yaitu :
1.        Attributes related to the product, yaitu :
a.       value-price relationship, merupakan faktor sentral dalam menentukan  kepuasan konsumen, apabila nilai yang diperolah konsumen melebihi apa yang dibayar, maka suatu dasar penting dari kepuasan konsumen telah tercipta.
b.      product quality, merupakan penilaian dari mutu suatu produk.
c.       product benefit, merupakan manfaat yang dapat diperoleh konsumen dalam menggunakan suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dan kemudian dapat dijadikan dasar positioning yang membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya.
d.      product features, merupakan ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh suatu produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan pesaing.
e.       product design, merupakan proses untuk merancang gaya danfungsi produk yang menarik dan bermanfaat.
f.       product reliability and consistency, merupakan keakuratan dan keterandalan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan menunjukkan pengiriman produk pada suatu tingkat kinerja khusus.
g.      Range of product or service, merupakan macam dari produk/jasa layanan yang ditawarkan oleh perusahaan.
2.      Attributes related to service, yaitu :
a.       guarantee or warranty, merupakan jaminan yang diberikan oleh suatu perusahaan terhadap produk yang dapat dikembalikan bila kinerja produk tersebut tidak memuaskan.
b.      delivery, merupakan kecepatan dan ketepatan dari proses pengiriman produk dan jasa yang diberikan perusahaan terhadap konsumennya.
c.       complaint handling, merupakan penanganan terhadap keluhan yang dilakukan oleh konsumen terhadap perusahaan.
d.      resolution of problem, merupakan kemampuan perusahaan dengan serius dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh konsumen.
3.      Attributes related to purchase, yaitu :
a.       courtesy, merupakan kesopanan, perhatian, pertimbangan, keramahan yang dilakukan karyawan dalam melayani konsumennya.
b.      communication, merupakan proses penyampian informasi yang dilakukan oleh karyawan perusahaan kepada konsumennya.
c.       ease or convenience acquisition, merupakan kemudahan untuk mendapatkan pengetahuan tentang produk dari perusahaan.
d.      company reputation, adalah reputasi yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi pandangan konsumen terhadap perusahaan tersebut yang akan mengurangi ketidakpastian dan resiko dalam keputusan pembelian.
e.       company competence, adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mewujudkan permintaan yang diajukan oleh konsumen dalam memberikan pelayanan
Variabel Loyalitas
Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalindalam kurun waktu tertentu.
Menurut Kotler (2001), loyalitas dapat dicapai melalui dua tahap :
a.    perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam memberikan kepuasan kepada konsumennya agar konsumen mendapatkan suatu pengalaman positif, berarti pembelian ulang diprioritaskan pada penjualan sebelumnya.
b.    perusahaan harus mempunyai cara untuk mempertahankan hubungan yang lebih jauh dengan konsumennya dengan menggunakan strategi Forced Loyalty (kesetiaan yang dipaksa) supaya konsumen mau melakukan pembelian ulang.


3.  Membuat definisi operasional dan pengukuran variabel dari setiap konsep.
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Pengertian lain bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu. Selain itu, variabel merupakan suatu obyek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Pengukuran variabel adalah proses menentukan jumlah atau intensitas informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu serta hubungannya dengan masalah atau peluang bisnis. Dengan kata lain, menggunakan proses pengukuran yaitu dengan menetapkan angka atau tabel terhadap karakteristik atau atribut dari suatu obyek, atau setiap jenis fenomena atau peristiwa yang mengunakan aturan-aturan tertentu yang menunjukkan jumlah dan atau kualitas dari faktor-faktor yang diteliti. Proses Pengukuran  Terdiri dari :
1. Pembentukan “ constract “ (Construct Development)
2. Skala Pengukuran (Measurement Scale)
Definisi operasional merupakan suatu definisi yang menyatakan secara jelas dan akurat mengenai bagaimana suatu konsep atau constract tersebut diukur atau dapat juga dikatakan sebagai pengukuran dengan melihat dimensi perilaku, aspek, atau karakteristik yang ditunjukkan oleh suatu konsep. Pengertian lain bahwa definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu variabel. Selain itu, definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.


Definisi Operasional Variabel
Definisi suatu konsep atau constract merupakan suatu definisi yang menyatakan secara jelas dan akurat mengenai bagaimana suatu konsep atau constract tersebut diukur. Pengukuran dengan melihat dimensi perilaku, aspek, atau karakteristik yang ditunjukkan oleh suatu konsep. Merumuskan definisi operasional variabel perlu memperhatikan definisi teoritiknya dan kebutuhan kondisi teknik di lapangan. Jadi perlu memperhatikan keterkaitan dengan standarisasi pengukuran misalnya : pengertiannya, bagaimana cara mengukur, apa alat ukurnya, dan kriteria hasil pengukuran.
Skala Pengukuran
Pada dasarnya terdapat 4 jenis skala pengukuran, yaitu :
1.Skala Nominal, adalah skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan subyek kedalam katagori atau kelompok.
2.Skala Ordinal, Skala Ordinal tidak hanya menyatakan katagori tapi juga menyatakan peringkat katagori tersebut. Skala Ordinal menjawab atas suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai.
3.Skala Interval, Skala Interval memungkinkan mengukur beda antara dua titik dalam skala, menghitung means dan standar deviasi data.
4.Skala Rasio, merupakan kedudukan data yang tertinggi, dimana memiliki nilai nol yang orisinal.
Bentuk-Bentuk Data
1.      Deret waktu (Times Series)
Pengamatan data misal harga saham berdasarkan perkembangan dari waktu kewaktu, misal perkembangan harga saham dari hari kehari berikutnya.
2.      Lintas sektor (Cross section).
Data untuk suatu kelompok (group) misal data-data industri garmen pada tahun tertentu saja.
3.      Gabungan keduanya (Pool).
Data-data untuk industri garmen yang diambil dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2007.
4. Mengekplorasi pengalaman pribadi dari model Expectancy disconfirmation.
            Pengalaman saat membeli produk dari MC’ Donalds. Disini kami merasa puas karena pelayanan yang menarik konsumen dan fasilitas yang sangat memadai sehingga membuat kami dimanjakan untuk membelinya kembali. Akan tetapi disini juga ada titik ketidak puasan terhadap volume produk terutama pada nasi karena volume nasinya yang sedikit dan lauknya yang volumenya besar.
Disini dapat kami simpulakn bahwa kepuasan yang terjadi adalah simple confirmation terjadi bila kinerja sesungguhnya sama dengan harapan konsumen.
Karena kita tahu pelayanan dan kualitas perusahaan MC’ Donalds sangt memuaskan jadi kenerjanya sesuai dengan kinerja para karyawan atau pemasar.
Disini tidak terjadi adanya loyalitas dapat diartikan karena kami hanya membeli satu kali tapi meskipun hanya berkunjung satu kali tapi pelayanannya sangat menarik. Kita tahu bahwa loyalitas merek dapat diartikan sebagai pembelian berulang yang terus menerus dari merek produk yang sama selama dalam kurun waktu tertentu. Kendala terjadinya loyalitas karena harga yang sangat mahal untuk ukuran mahasiswa dan tempat yang jauh, sehingga untuk mendapatkan produk tersebut harus menguras uang yang banyak dan menempuh jarak yang sangat jauh.
Menurut kami, proses adanya kepuasan mulai dari informasi karyawan yang membuat kami mendapatkan sebuah pengetahuan tentang MC’Donalds dan bagaimana proses sampai menjadi sebuah produk. Dan kemudian kami mencicipi salah satu produk dan kami sangat puas dengan produk dan pelayanannya.











DAFTAR PUSTAKA

http://www.orientalscholar.com/OrientalScholar/pages/download.jsp?path=c:/osWorks/OrientalScholar/pubDirApproved/FakultasEkonomiUNIKA/journals/visi/sample/sample.pdf&fileName=sample.pdf
ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com
www. concern. com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar